Terminal Bis Di Bali Kini Terpusat Di Terminal Mengwi
Anehnya Terminal Bis Di Bali
Semenjak beroperasinya Terminal Bis Mengwi di Badung akhir 2012 lalu, terminal bis di Bali untuk Angkutan Kota Antar Provinsi (AKAP) seolah terbelah dua, khusus untuk keberangkatan dan khusus untuk kedatangan. Kondisi ini membuat penumpang bis yang datang ke Bali menjadi bingung.
Sejak dulu, semua penumpang bus AKAP naik dan turun di terminal bis Ubung, Denpasar. Seiring perkembangan transportasi dan padatnya jadwal keberangkatan bis, terminal bis Ubung pun dinilai tidak layak lagi untuk menampung bis-bis yang akan berangkat ke luar Bali maupun yang datang ke terminal bis di Bali. Sebagai gantinya, pemerintah akhirnya membangun sebuah terminal megah di kawasan Mengwi, Badung.
Mulai tahun 2012, terminal bis di Bali seolah terbelah dua. Terminal bus Ubung untuk mengangkut penumpang dan terminal bus Mengwi untuk menurunkan penumpang. Terminal Bis Mengwi, yang kemudian diberikan status kelas A dimaksudkan untuk menggantikan terminal bis Ubung yang turun kasta menjadi kelas B. Sayangnya, maksud pemerintah untuk memindahkan terminal AKAP ini tidak dibarengi dengan pelayanan penunjang yang layak.
Perlu diketahui, terminal Mengwi terletak di Kabupaten Badung. Jarak antara terminal Mengwi dengan terminal Ubung pun lumayan jauh, sekitar 45 menit perjalanan jika lalulintas lancar.
Padahal, sebagian besar, kalau boleh dibilang hampir semua penumpang AKAP dari dan menuju Bali tujuan akhirnya adalah Denpasar. Hanya ada beberapa PO bis yang bertrayek lanjut ke Mataram. Apalagi, ditambah pelayanan angkutan penunjang yang tidak nyaman dan representative.
Rekomendasi untuk Informasi Terminal Bis Mengwi
Untuk penumpang yang hendak ke Bali dengan naik bus, saya sarankan untuk mencari informasi terlebih dahulu tentang jadwal keberangkatan dan kedatangan bis di terminal bis Mengwi. Saya hanya bisa merekomendasikan bus Pahala Kencana karena cuma mereka yang menyediakan nomor kontak resmi.
Silahkan ikuti petunjuk navigasi berikut:
Kondisi Terminal Bis Mengwi Dulu
Jika harus turun di Mengwi, penumpang harus melanjutkan perjalanannya dengan naik angkot. Sekali jalan, para penumpang harus membayar Rp. 15.000.
Sudah begitu, para penumpang pun kadang diperlakukan sangat tidak layak. Dijejal-jejalkan padahal kapasitas angkotnya tidak memenuhi. Atau jika lagi sepi, terpaksa para penumpang harus menunggu sampai penuh, yang mana bisa memakan waktu berjam-jam, tergantung bis AKAP yang datang.
Para sopir angkot beralasan hal itu untuk mengejar setoran, karena tidak setiap hari mereka bisa mengangkut penumpang di Mengwi. Layanan taksi pun sama saja. Jika penumpang tidak mengerti harga, bisa-bisa mereka dikelabui oleh para sopir taksi.
Saya pun pernah mengalami hal tersebut. Ketika itu, saya ditawari naik taksi, dari Mengwi ke Ubung dengan harga paket (tanpa Argo) senilai Rp. 100.000. Saya mengelak, dan meminta taksi tersebut memasang argo saja. Dan benar, setelah di terminal Ubung, argo taksi hanya menunjukkan harga Rp.60.000 saja!
Ditambah dengan perlakuan petugas dishub yang terkesan memaksa para penumpang untuk turun di terminal Mengwi. Petugas Dishub bahkan sampai naik ke dalam bus, dan dengan sikap tak sopan sering meminta penumpang yang ada di bis untuk turun.
Kalau tidak ada yang mau turun, sopir dan kernet bis tidak diijinkan untuk melanjutkan perjalanan. Bahkan, jika ada penumpang yang beralasan ingin ikut turun di garasi bis (suatu hal yang lumrah di daerah lain), petugas Dishub tak mengijinkan dan tetap memaksa untuk turun di terminal Mengwi.
terminal Mengwi Badung Penumpang Lebih Memilih Turun Di Terminal Ubung
Dus, karena layanan yang tidak maksimal dari terminal Mengwi itulah hingga kini banyak penumpang yang memilih untuk turun di terminal Ubung. Sikap ini pun didukung oleh armada bis itu sendiri. Bahkan kadang sopir, kernet dan penumpang seakan bersekongkol untuk bisa mengelabui petugas Dishub yang berjaga di depan pintu masuk terminal Mengwi.
Ada yang terang-terangan menyuap untuk bisa diijinkan langsung ke terminal Ubung, ada pula yang minta diakui sebagai saudara dari sang sopir/kernet bis agar tidak usah diturunkan di terminal Mengwi. Atau ada yang main kucing-kucingan, dengan berbelok jalur ke Bedugul sehingga bis mereka tidak perlu mampir ke terminal Mengwi.
Itu cuma gambaran dari segi kedatangan. Sementara hingga saat ini, anehnya, para penumpang bis AKAP masih bisa leluasa berangkat dari Terminal Ubung. Bahkan, PO bis AKAP pun tak mau disuruh mangkal dan menaikkan penumpang di terminal Mengwi.
Jadinya, ada dua terminal untuk penumpang bis AKAP. Yakni terminal keberangkatan di Ubung, serta terminal kedatangan bis di Mengwi. Dan akibatnya, terminal Mengwi yang diresmikan pengoperasiannya sejak akhir tahun 2012 itu pun akhirnya menjadi sepi dan tak terawat. Terminal bis di Bali yang dibangun mewah dengan biaya Rp. 114 milyar itu menjadi terlantar dan tak terurus.
parkir bis yg dijadikan tempat parkir kendaraan polisi Resmi, Kini Semua Penumpang Harus Naik dan Turun Di Terminal Mengwi
Namun, sejak bulan Oktober 2017 kemarin, semua penumpang bis antar kota antar provinsi di Bali sudah harus naik dan turun di Terminal Mengwi. Untuk meneruskan penumpang yang hendak ke Denpasar, pihak Dinas Perhubungan sudah menyediakan transportasi Bis Sarbagita. Penumpang cukup membayar ongkos 3 ribu rupiah saja.
Selain itu, penumpang juga bisa memilih naik taksi atau angkutan kota dan angkutan desa ke masing-masing tempat tujuan. Untuk angkot atau angdes, penumpang diharuskan membayar 10.000 rupiah, jauh atau dekat.
Begitu pula dengan penumpang dari Denpasar yang biasanya naik bis dari Terminal Ubung, disana sudah ada angkot yang siap mengantar ke Terminal Mengwi. Atau penumpang bisa memilih untuk naik bus Sarbagita jurusan Mengwi di halte-halte yang ada di kota Denpasar.
Jadi, buat kamu yang hendak liburan ke Bali naik bis, jangan sampai tertipu oleh calo bis atau kernet bis yang bilang bisa turun di Terminal Ubung. Karena mulai sekarang semua penumpang bis AKAP harus naik dan turun di Terminal Mengwi.
Baca Juga : Bus Tangerang Padang Pariaman