Peningkatan Bobot Badan Ternak Domba

Domba ekor tipis (Ovis aries) banyak dibudidayakan di Banten. Pertenak di  banten banyak memelihara domba ekor tipis karena domba jenis ini mudah beradaptasi terhadap lingkungan. Oleh karena itu domba ekor tipis sering disebut domba lokal. Efektivitas budidaya ternak domba ekor tipis paling besar dipengaruhi oleh biaya pakan yang hampir mencapai 70% dari biaya produksi. Oleh karna itu perlu adanya teknologi pakan yang mampu memangkas biaya produksi tersebut. Permasalahan dalam pengembangan ternak domba droper di Banten meliputi:

  1. Pada umumnya domba lokaL banten memiliki produktivitas yang rendah karena peternak lokal memberikan pakan dengan kualitas dan kuantitas yang rendah.
  2. Pemberian pakan ke ternak domba pada umumnya hanya sederhana yaitu hanya diberi hijauan rumput dan sisa hasil pertanian. Hali ini menyebabkan kebutuhan ternak belum tercukupi.
  3. Pemberian pakan ternak domba pada umumnya tidak memiliki hitungan yang tepat sesuai dengan kebutuhan fisiologis ternak. Segingga diperlukan pakan tambahan untuk mencukupi kebutuhan gizi tenak.

Adapun analisis pemecahan masalah yaitu:

  1. Agar produktivitas ternak domba meningkat rekomendasi pemberian pakan harus didasarkan pada kualitas dan kuantitas pakan ternak, kondosi fisiologis tubuh ternak dan kebutuhan gizi tepat pada umumnya.
  2. PakanHijauan ditambah pakan tambahan ternak dapat mencukupi kebutuhan gizi ternak
  3. Pemberian pakan tambahan harus sesuai dengan kebutuhan fisiologis tubuh ternak dan sesuai dengan umumnya.

Rekomendasi formulasi pakan yang disarankan adalah:

  1. Rekomendasi pakan ternak domba untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok produksi sebesar 4 % Bahan kering (BK) dari bobot hidup ternak domba atau 10% (bobot basah pakan /as feed) dari bobot hidup ternak domba.
  2. Rekomendasi pakan hijauan yang ditambah dedak yaitu 2% hijauan dan 2% dedak yang dihitung dari bobot hidup ternak domba.

 

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN

  1. Bahan pakan ternak domba adalah hijauan dan konsentrat, keduanya dapat disesuaikan dengan umur dan kebutuhan fisiologis ternak. Standar pemberian pakan adalah 10% dari bobot hidup ternak (bobot pakan basah/segar) atau 4% dari bobot hidup ternak (bobot pakan kering/bahan kering).
  2. Kandang harus memenuhi aspek teknis (kenyamanan ternak/kesejahteraan ternak) dan aspek non teknis (dekat dengan sumber air dan pakan, fasilitas peralatan, sarana pemeliharaan, letak terhadap jalan/akses pemasaran, jauh dari rumah penduduk, dan sanitasi/instalasi pembuangan limbah).
  3. Tipe kandang adalah kandang panggung dengan ukuran + 1 meter diatas permukaan tanah dengan kepadatan kandang minimal 1,5 m2/ekor. Kelembaban udara rata-rata 60-80%. Posisi kandang sebaiknya tidak menghalangi sinar matahari yang masuk ke kandang namun perlu diberi pembatas pada bagian-bagian tertentu dari kandang untuk menghambat hembusan angin.
  4. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari (pagi dan sore). Pemberian pakan dedak dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 07.00 sampai 08.00 (0,5 kg dedak untuk domba dengan bobot badan 20 kg). Rumput lapang diberikan sore hari sekitar pukul 14.00 sampai 15.00 (2 kg rumput lapang untuk domba dengan bobot badan 20 kg). air minum diberikan secara adlibitum/tidak terbatas untuk semua domba. Tempat minum menggunakan ember biasa yang dibersihkan satu minggu sekali. Alas kandang dibersihkan setiap hari. Pemandian domba, pencukuran bulu dan pemotongan kuku domba dilakukan satu bulan sekali.

ANALISA USAHA

Analisa Usaha Penggemukan Domba

Kebutuhan Basal Ternak :

  • Pakan Hijauan 6-8 kg/ekor/hari
  • Pakan Penguat/tambahan 1 kg/ekor/hari
  • obat-obatan Rp 10.000/ekor/tahun (dewasa)
  • Luas kandang 1 m2/ekor
  • biaya kandang Rp. 50.000/m2 dengan umur ekonomi 10 tahun
  • Periode penggemukan 4 bulan

Asumsi Usaha Penggemukan domba :

  • Penggemukan per unit kandang berisi 15 ekor
  • masa penggemukan 90 hari (1 periode)
  • berat awal rata-rata 15 kg/ekor
  • berat akhir pemeliharaan rata-rata 33 kg/ekor
  • dengan presentase karkas 45 %
  • harga karkas (disembelih) Rp. 60.000
  • harga jual hasil penggemukan Rp. 1.500.000,-/ekor
  • harga bibit/bakalan Rp. 600.000/ekor
  • umur ekonomis kandang dan peralatan selama 30 periode
  • harga kotoran (pupuk) bernilai Rp. 300.000/periode pemeliharaan