Adab-adab seorang muadzin sebelum adzan dan setelah adzan
Adzan berkumandang setiap hari di penjuru dunia. Adzan merupakan bentuk pemberitahuan tentang masuknya waktu sholat fardu bagi umat muslim yang dikumandangkan oleh seorang muadzin. Sedangkan muadzin adalah sebutan bagi orang yang mengumandangkan adzan. Dalam sehari adzan dikumandankan oleh muadzin sebanyak 5 kali pada saat waktu Shubuh, dzuhur, Ashar, Magrib, Isya. Pada saat adzan berkumandang, umat muslim sendiri dianjurkan untuk membalas adzan sebagai bentuk dzikir. Tetapi hal itu adalah adab orang yang mendengarkan adzan, ada juga adab-adab seorang muadzin sebelum dan saat adzan sebagai berikut:
- Niat adzan untuk mengharap ridha allah
Sebagai muadzin itu ketika ingin mengumandangkan adzan harus dengan niat mengharap ridha Allah, jangan berharap ingin mendapatkan sesuatu dari manusia. Karena ada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud Nasa’I, Idnu Majah, dan Turmudzi yaitu: “Hendaklah ambil sebagai muadzin , orang yang tak hendak menerima upah atas adzannya.”
- Harus suci dari kedua hadast
Kalimat-kalimat adzan adalah kalimat yang suci karena didalamnya menyebut nama Allah SWT dan Rasulullah SAW. Oleh karena itu muadzin harus dalam keadaan suci yaitu bebad dari hadast kecil maubun besar.
- Menghadap kiblat dan berdiri
Seorang muadzin harus menghadap kiblat dan harus dilakukan dengan berdiri agar lebih terdengar. Hal ini adalah yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW, jika tidak dilaksanakan maka menjadi makruh, tetapi tetap sah.
- Membaca basmalah
Membaca basmalah sebelum adzan adalah hal yang disunnahkan oleh Rasulullah SAW. Karena setiap ingin mengerjakan sesuatu hendaknya membaca basmalah.
- Membaca Tasbih, Tahmid, Takbir, dan Tahlil
Hal yang selanjutnya adalah membaca tasbih yaitu subhanallah, tahmid yaitu Alhamdulillah, takbir yaitu allahuakbar, tahlil yaitu laailaha illallah. Tetapi disunnahkan juga untuk membaca bersamaan yaitu seperti, Subhaanallah walhamdulillah wala ilahaillah wallahuakbar. Artinya “mahasuci Allah, segala puji bagi Allah dan tiada tuhan selain allah, Allah yang maha besar.
- Membaca kalimat Thayyibah
Kalimat thayyibah adalah bacaan selanjutnya yang berdengung laa haula walaa quwwata ilaa billahil aliyyil adzim. Yang memiliki arti “tidak ada daya dan upaya kecuali pertolongan dari Allah SWT.
- Membaca sholawat
Karena kalimat adzan terdapat nama Rasulullah SAW. Untuk itu kita setidaknya untuk membaca sholawat. Karena bacaan sholawat itu banyak. Kita menggunakan bacaan sholawat yang pendek saja yaitu allahumma sholli wasallim ‘ala sayyidina muhammadin wa ala aali sayyidina Muhammad. Yang artinya “ya allah limpahkan lah kasih saying dan keselamatan kepada junjunan kita Nabi Muhammad SAW’
- Masukkan 2 anak jari ke telinga
Menurut Turmudzi, para ahli ilmu memandang sunnah bila muadzin itu memasukkan dua buah jari ke kedua telinganya. Riwayat Abu Daud dan Ibnu Hibban juga mengatakan ketika mengumandangkan adzan hendaklah memasukkan kedua anak jarinya ke kedua belah telinganya. “Maka saya masukkanlah anak jariku ke dalam telinga dan saya pun adzan.”
- Mengeraskan suara
Seorang muadzin hendaknya mengeraska suaranya ketika sedang melaksanakan adzan. Karena agar suara adzan nya terdengar oleh banyak orang.
- Tartil
Hendaknya seorang muadzin untuk membaca adzan sesuai dengan tajwid dan makhrajnya agar terdengat lebih bagus.
Itulah adab-adab sebelum dan saat melaksanakan adzan. Ada juga adab seorang muadzin ketika setelah adzan yaitu dengan membaca doa setelah adzan yang berbunyi :Allaahumma robba haadzihid da’watit taammah, washsholaatil qoo-imah, aati muhammadanil washiilata wal fadhiilah, wasysyarofa, wad darajatal, ‘aaliyatar rofii’ah, wab’atshu maqoomam mahmuudanil ladzii wa’adtah, innaka laa tukhliful mii’aadz.
Artinya: “Ya Allah, Tuhan pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah al-wasilah (derajat di surga), dan al-fadhilah (keutamaan) kepada nabi Muhammad. Dan bangkitkanlah beliau sehingga bisa menempati kedudukan terpuji yang Engkau janjikan.”